Sebaikapapun rencana yang kita buat maka jika Allah tidak menghendaki maka tidak akan terwujud. Yang akan terwujud dan terjadi itulah rencana Allah bagi kehidupan kita Temanku itu menuliskan tentang pengalaman nya saat menjadi pemimpin yang sudah melebihi jatah masa jabatannya, namun tidak ingin menjabat pimpinan di lembaga lain.
YANG TERBAIK PILIHAN ALLAH ☄ Saat yang terencana tak kunjung tumbuh meski hingga lelah… ☄ Justru yang tak terpikir tumbuh tak terduga lebih indah… ☄ Itulah rencana Allah… Itulah coretan pena yang tertulis dalam sebuah kitab disisiNya… 500 abad tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi… BACA JUGA Ridha dan Yakini, Pilihan Allah Terbaik كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR. Muslim 2653 🎓 Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhuma berkata من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha terhadap semua ketentuan takdir dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hambaNya.” Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262 ☄ Jika engkau merasa berat ingatlah bahwasanya dibalik rencana Allah tersimpan banyak kebaikan bagimu.. فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا “Karena barangkali kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Qs. An Nissa 19 BACA JUGA Umar bin Khattab, Terbaik di Masa Jahiliyah, Terbaik pula di Masa Islam ❗️Yakinlah dengan apa yang Allah pilihkan dalam takdirmu, bahwa itulah yang terbaik… ❗️Karena sesuatu yang engkau inginkan belum tentu akan menjadi kebaikan dalam hidupmu… Tapi apa yang Allah pilihkan, pasti merupakan kebaikan bagimu… وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ “Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” Qs. Al-Baqarah 216 📝 Penyusun Abdullah bin Suyitno عبدالله بن صيتن [] Pusat Studi Islam Pusat Studi Islam merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj yuuk untuk teman – teman yang ingin bergabung di Pusat Studi Islam ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓ ♻ Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholih bagi kita semua
Tetapi kita harus percaya bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik. Maka, jangan Anda merasa kecewa jika apa yang Anda inginkan tidak sejalan dengan kehendak Allah. Doa Minta Jodoh, Allah Akan Jabah Pasrahkan pilihan yang terbaik itu kepada Allah, dan yakini, Allah memberikan yang terbaik untuk dunia dan akhirat Anda. Allah befirman
DARI Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu beliau berkata, Rasulullah SAW menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani nuthfah selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah alaqah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging mudhgah selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643 BACA JUGA 3 Amalan yang Bisa Mengubah Takdir dan Nasib Buruk Ada empat hal yang harus diimani terkait takdir Mengimani ilmu Allah yang ajali sebelum segala sesuatu itu ada. Di antaranya seseorang harus beriman bahwa amal perbuatannya telah diketahui diilmui oleh Allah sebelum dia melakukannya. Mengimani bahwa Allah telah menulis takdir di Lauhul Mahfuzh. Mengimani masyi’ah kehendak Allah bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena kehendak-Nya. Mengimani bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu. Allah adalah Pencipta satu-satunya dan selain-Nya adalah makhluk termasuk juga amalan manusia. Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda saat perang Khoibar, “Sungguh akan diberikan bendera yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, -pen besok pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya.” Lalu kemudian para sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan benderaitu. Namun Rasulullah SAW malah bertanya, “Di mana Ali?” Ada yang menjawab bahwa Ali sedang sakit mata. Lalu Ali dibawa ke hadapan Nabi, -pen, lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendo’akan kebaikan untuknya. Lantas ia pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut diberikan kepada Alidan ia berkata, “Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa seperti kita.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Jalanlah perlahan-lahan ke depan hinggakalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” HR. Bukhari, no. 3009 dan Muslim, no. 2407. Maka wajib beriman kepada takdir karena orang yang tidak berusaha, malah mendapatkan bendera. Sedangkan yang telah berharap dari awal malah tidak mendapatkannya. Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. Yang dapat menambah umur hanyalah amalan kebaikan.” HR. Tirmidzi, no. 2139. Yang dimaksud doa bisa menolak takdir terdapat dua makna Kalau seseorang tidak berdoa, maka takdirnya seperti itu saja. Kalau seseorang berdoa, takdir akan dijalani dengan mudah. Yang terjadi seakan-akan takdir yang jelek itu tertolak. Coba renungkan terjemahan dari ayat berikut, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS. Al-Baqarah 216 Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan, “Hal di atas Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu’; itu berlaku untuk semua perkara. Boleh jadi manusia menyukai sesuatu, padahal tidak ada kebaikan dan maslahat sama sekali di dalamnya.” BACA JUGA Rasa Takut Tak akan Bisa Hapuskan Takdir Ibnu Katsir menyatakan lagi dalam kitab tafsirnya, “Allah yang mengetahui akhir sesuatu dari perkara kita. Allah yang mengabarkan nantinya mana yang maslahat untuk dunia dan akhirat kita. Maka lakukan dan patuhlah pada perintah-Nya, niscaya kita akan mendapatkan petunjuk.” Dari Shuhaib, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” HR. Muslim, no. 2999 [] SUMBER REMAJAISLAM
Sesipersekolahan PASTI bagi Kawasan Tambun akan bermula pada 5 Januari 2009 (Isnin). Kepada para ibubapa dan murid-murid baru PASTI diucapkan "SELAMAT DATANG" ke PASTI.Semoga usaha kita yang kerdil ini untuk mendidik anak-anak pada peringkat awal dengan pendidikan Islam akan membuahkan hasil yang dapat menerangi dunia dengan para cendikiawan Islam yang unggul dan beriman kepada Allah.
Oleh AHMAD AGUS FITRIAWANOLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN Alkisah, seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa berkata “Yang terbaik adalah pilihan Allah SWT.” Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasihati oleh sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Suatu saat sang raja yang terkena musibah. Jari raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu adalah yang terbaik. Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun tersinggung dan marah. Dia mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik? Penjarakan dia!” Akhirnya, sang menteri dipenjara. Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi bersama bawahannya untuk berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu mereka ditangkap oleh segerombolan orang penyembah dewa tertentu. Mereka ditangkap dan disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka. Tatkala tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus. Mereka anggap raja ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk sesembahan mereka. Akhirnya raja pun dibebaskan. Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya yang putus ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah sehingga dia tidak jadi dibunuh oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu semangat, lalu membebaskan sang menteri. Raja mengatakan, “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan Allah SWT. Saya bisa selamat dari cengkeraman mereka.” “Namun, saya ingin bertanya, mengapa waktu engkau dipenjara, kau katakan yang terbaik adalah pilihan Allah SWT? Apa kebaikan yang kau alami di penjara?” tanya sang raja. Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak dipenjara, saya akan pergi turut serta berburu bersamamu. Saya akan ditangkap dan disembelih oleh mereka. Oleh karena itu, saya dipenjara adalah yang terbaik.” Kisah di atas memberikan pelajaran berharga. Pertama, percayalah takdir Allah SWT pasti yang terbaik untuk kita, sekalipun terlihat berat, sulit, pahit, dan tidak menyenangkan. Sungguh Allah SWT lebih mengetahui kemaslahatan yang terbaik bagi seorang hamba daripada hamba itu sendiri QS 4 19. Kedua, janganlah selalu merasa ketika Allah memberikan kita takdir yang sulit untuk dilakukan lantas langsung berprasangka buruk kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak membebankan segala sesuatu kepada hambanya melainkan karena kesanggupannya 286. Ketiga, selipkanlah rasa syukur dan tumbuhkanlah kesabaran atas setiap takdir yang menimpa diri. Keempat, belajarlah tawakal dan berserah kepada Allah, meyakini bahwa rencana dan takdir Allah yang terbaik dan indah. Kita boleh bercita-cita dan berencana, tapi yakinlah jika kita sudah berusaha dan berdoa maka keputusan Allah SWT adalah yang terbaik, meskipun terkadang menurut kasat mata adalah buruk bagi kita QS 40 60 dan QS 3 159. Semoga kita menjadi seseorang yang senantiasa berprasangka baik terhadap Allah dan meyakini bahwa takdir-Nya adalah pilihan yang terbaik untuk kita setelah kita berdoa dan berusaha. Wallahu a’lam. Kitaharus menerima apapun yang diberikan Allah SWT. Tuan rumah yang manusia saja senantiasa berusaha memberikan yang terbaik kepada tamunya. Apalagi tuan rumah kita adalah Allah SWT. Yakinlah pasti yang disuguhkan adalah yang terbaik. Jika diberi sakit, maka pasti itulah yang terbaik bagi kita. Jika diberi sehat, pasti itu pula yang terbaik Pilihan Allah Pasti yang TerbaikPilihan Allah untuk seorang hamba pasti yang terbaik. Sedangkan pilihan yang diinginkan hawa nafsu pasti buruk jahat.Dalam kehidupan di dunia ini, setiap diri akan berhadapan dengan kedua pilihan tersebut. Adakah pilihan terbaik dapat dijadikan sebagai dasar untuk berbuat dalam banyak aspek kehidupan di dunia ini, atau sebaliknya, terpilih yang buruk atau jahat untuk memenuhi kepuasan yang merugikan? Semua terserah kepada setiap diri untuk Yang Maha Mulia telah menjelaskan semuanya di dalam Al-Quran. Alangkah indahnya hidup dipenuhi dengan kehendak Allah karena Dia Allah adalah Tuhan Yang Maha Pencipta lagi Maha pun yang Dikehendaki Allah Pasti Tidak MerugikanApa pun yang dikehendaki Allah, maka hasilnya adalah yang tidak merugikan dan menyengsarakan seorang untuk mengikuti kehendak Allah ternyata sangat tidak disukai oleh iblis laknatullah 'alaih, maka tidak semua kaum mukmin dengan sangat mudah mengikuti kehendak-Nya jika tanpa sebuah perjuangan yang dilakukan dengan itu, beribadah yang dikehendaki Allah pasti berbeda dengan beribadah karena terdorong oleh keinginan hawa nafsu. Adakah setiap diri memahami ibadah karena Allah berbeda dengan ibadah karena terpaksa?Ibadah karena Allah diletakkan pada ketulusan hatinya dalam menyembah kepada-Nya, sedangkan ibadah karena terpaksa didasarkan hanya karena sekedarnya saja untuk memenuhi baik itu adalah kewajiban, misalnya, lalu adakah berbuat baik itu karena Allah atau karena terpaksa?Jika berbuat baik demi memenuhi keinginan hawa nafsu untuk meraih pujian, maka berbuat baiknya tidak tulus. Adakah pahalanya dapat diperoleh?Berbuat baik yang demikian, pahalanya tidak akan diperoleh selain hanya mendapat pujian semata-mata. Maka, merugilah orang yang berbuat baik karena terdorong keinginan hawa nafsu, yang dilakukan hanya untuk memperoleh baik mengikuti kehendak Allah membutuhkan kesucian jiwa untuk menjalankannya. Artinya, selama hati kita masih tercemari oleh penyakit-penyakit hati, terasa masih sangat sulit untuk membedakan antara perintah dari Yang Hak dengan bisikan dari yang hati sudah sepatutnya diperjuangkan dengan tidak pernah melupakan Allah di hati zikir khafi. Insya Allah, di dalam hati ada pesan-pesan kebenaran yang mudah ditangkap sebagai petunjuk pelaksanaan untuk setiap perbuatan dan perkataan yang dikehendaki Allah.***

Dan pilihan Allah pasti yang terbaik. Begitu sejak dulu, dan akan begitu seterusnya. Share this: Tweet; WhatsApp; June 3, 2018 June 3, 2018. Istri Solehah Taaruf di dalam Islam. Taaruf adalah kegiatan bersilaturahim, kalau pada masa ini kita kata berkenalan bertatap muka, atau bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan

SAHABAT Abu Dzar Radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa kondisi susah miskin atau sakit lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang kaya dan sehat Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Katsir menukil dalam biografi sahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan sahabat Abu Dzar Radhiyallahu anhu. “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan kondisi sakit lebih aku sukai daripada kondisi sehat.” Maka al-Hasan bin Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah, Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya, maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu selain keadaan yang telah Allah pilihkan untuknya. Inilah batasan sikap selalu ridha menerima segala ketentuan takdir Allah dalam semua keadaan yang Allah berlakukan bagi hamba-Nya.’” Karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untuk tidak melanggar perintah Allah dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan akan merusak agama kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian, adalah jika perhiasan dunia dibentangkan diijadikan berlimpah bagi kalian sebagaimana perhiasan dunia dibentangkan bagi umat terdahulu sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga akibatnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka,” HR. Al-Bukhari dan Muslim Al-Hasan bin Ali mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekuensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Yaitu ridha kepada Allah sebagai Rabb Pencipta, Pengatur, Pelindung, dan Penguasa bagi alam semesta, yang berarti ridha juga kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa saja yang diberikan dan yang tidak diberikan oleh-Nya. Kitab Fiqhul Asma’il Husna Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih manisnya dan sempurnanya iman, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan manisnya iman, orang yang ridha dengan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai Rabb-Nya dan Islam sebagai agamanya serta Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasulnya,” Muslim Bersandar dan berserah diri kepada Allah adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya. Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri telah menjanjikan hal ini dalam QS. Ath-Thalaq ayat 3 bahwa Allah akan mencukupi orang yang senantiasa bertawakal kepada-Nya. Semoga kita senantiasa bersyukur dan ridha atas apa yang telah Allah tetapkan. [] Sumber Al-Mawaddah Jumadal Ula 1435 H. Diterbitkan Lajnah Dakwah Ma’had al-Furqon al-Islami oleh muslimah
PilihanAllah Pasti yang Terbaik on Penyucian Jiwa Melalui Zikir Khafi; Berdoalah Memohon Kekuatan Niat Tulus dalam Berbuat Baik on Zikir Khafi: Strategi Perang Melawan Hawa Nafsu; Berdoalah Memohon Kekuatan Niat Tulus dalam Berbuat Baik on Dzikir Melawan Hawa Nafsu; Kekeliruan Manusia dalam Menempatkan Diri on Cinta Sejati Seorang Hamba Kepada
Pilihan Allah Ketika kita memilih menjadi penghafal Al-Qur'an, hakikatnya adalah Allah yang memilih! Bersyukurlah atas nikmat karunia besar tersebut, Allah telah memilih kita. Yakinkan diri, bangun kesadaran diri ... bahwa menjadi penghafal Al-Qur'an adalah pilihan Allah. Apa yang Allah pilihkan untuk menjadi takdir kita, pasti itu yang terbaik! Sebab apa yang engkau inginkan, belum tentu menjadi kebaikan untukmu. Namun apa yang Allah pilihkan, niscaya merupakan kebaikan untukmu. Ridha dengan pilihan Allah لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ "Janganlah karena keterlambatan datangnya pemberian-Nya kepadamu, saat engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa; sebab Dia telah menjamin bagimu suatu ijabah pengabulan doa dalam apa-apa yang Dia pilihkan bagimu, bukan dalam apa-apa yang engkau pilih untuk dirimu; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki." Al Hikam-Ibnu At-Thoilaah -Team Sohibul Qur'an-Donasi yayasan Sohibul Qur'an No rek mandiri 129 00 10397756 . . Facebook pesantren tahfidz Sohibul Qur'an YouTube Siroh Sohibul Qur'an 09QdCqU.
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/136
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/125
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/565
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/585
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/270
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/384
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/282
  • 1yx6d0kkj6.pages.dev/9
  • pilihan allah pasti yang terbaik